Kamis, 01 Januari 2015

PERANAN PDAM DALAM SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Dimasa lalu dimana daya dukung alam masih baik, manusia dapat mengkomsumsi air dari alam secara langsung. Sejalan dengan penurunan daya dukung alam menurun pula ketersediaan air yang dapat dikomsumsi langsung dari alam. Untuk itu manusia berupaya mengolah air yang tidak standar kualitasnya menjadi air yang memenuhi standar kualitas yang ada. Penyediaan air bersih merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya mendukung kehidupan yang sehat bagi masyarakat, mengingat bahwa beberapa jenis penyakit dapat ditularkan melalui air yang dikenal sebagai “Water Disease”  (Totok Sutrisno, 1991).
Kebutuhan manusia akan air bersih dirasakan sangat besar nilainya. Pesatnya perkembangan penduduk dan aktifitas masyarakat menuntut PDAM untuk selalu meningkatkan pelayanan untuk menunjang kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia memerlukan air, sehingga air sangat dominan peranannya dan merupakan prasarana vital yang tanpa disadari keberadaannya harus mencukupi baik secara kuantitas maupun kualitas dan harus ada sepanjang waktu.
 Dalam pelayanannya, Perusahaan Daerah Air Minum harus mampu mensuplai air yang aman (memenuhi kriteria yang ditentukan) kepada konsumen. PDAM mengambil air baku dari sumber kemudian mengolah dan menyalurkannya kepada pelanggan, sehingga apabila air yang didistribusikan adalah air yang telah memenuhi baku mutu maka sangat kecil kemungkinan timbulnya penyakit.
 Cukup banyak PDAM yang belum dapat memberikan pelayanan dengan pengaliran 24 jam disebabkan oleh banyaknya faktor teknik ataupun lainnya. 
      Kesempurnaan dari sistem distribusi digambarkan oleh kondisi tekanan air yang baik diseluruh daerah pelayanan dalam segala kondisi operasi pengaliran air. Disatu pihak, tekanan harus cukup dalam melayani pelanggan dan pemadam kebakaran. Di sisi lainnya, tekanan yang berlebihan akan menjadikan sistem tersebut tinggi biayanya, karena sangat rentan dengan kebocoran.Untuk memperoleh sistem distribusi yang baik tentunya dimulai dengan tahapan perencanaan yang matang, efektif dan ekonomis.
Perencanaan jaringan pipa berawal dari penentuan daerah pelayanan dan perkiraan batas zone-zone pelayanan yang ada di daerah pelayanan. Berdasarkan daerah yang dilayani kemudian diidentifikasi subyek pemakai air dan kebutuhan air per orang. Pemakai air di rinci disetiap zone kemudian dihitung kebutuhan air setiap zone pelayanan. Dari tabulasi kebutuhan air disetiap zone akan didapat seluruh kebutuhan air di daerah pelayanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar