Rabu, 28 Januari 2015

PERENCANAAN JARINGAN PERPIPAAN

Perencanaan jaringan pipa berawal dari penentuan daerah pelayanan dan perkiraan batas zone-zone pelayanan yang ada di daerah pelayanan. Berdasarkan daerah yang dilayani kemudian diidentifikasi subyek pemakai air dan kebutuhan air per orang. Pemakai air di rinci disetiap zone kemudian dihitung kebutuhan air setiap zone pelayanan. Dari tabulasi kebutuhan air disetiap zone akan didapat seluruh kebutuhan air di daerah pelayanan.
Kegiatan perencanaan untuk sistem distribusi air minum ada dua kategori, yaitu :
  • Perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi               perpipaan sama sekali atau biasa disebut sebagai Green Area.
  • Perencanaan pada daerah yang sudah ada sistem distribusi               sebelumnya dan sifat perencanaan adalah mengembangkan               sistem yang sudah ada.

Secara garis besar tahapan perencanaan jaringan perpipaan air minum dibagi menjadi beberapa tahapan pendekatan sebagai berikut :

·   Pengumpulan jaringan yang ada berdasarkan data sekunder dan data primer atau survey.
·       Analisa jaringan yang ada.
·       Perencanaan teknis

Dari hasil analisa dapat diketahui pelayanan yang ada dan sasaran pelayanan. Dapat dihitung pula jumlah penduduk yang perlu dilayani pada akhir tahun perencanaan dan pertambahan penduduk sampai tahun perencanaan. Dengan demikian lebih lanjut dapat direncanakan :

·         Rencana jumlah sambungan
·         Rencana kapasitas pelayanan
·         Penambahan jaringan pipa
·         Penambahan volume reservoir

Tentunya perencanaan ini dilakukan tanpa mengesampingkan kendala-kendala serta pada kondisi yang ada, antara lain yang terpenting adalah tingkat kehilangan air dan kapasitas hidrolis pipa yang ada sebelum pengembangan.
Dalam perencanaan pengembangan jaringan pipa menganalisa kondisi jaringan yang sudah ada sangat penting. Analisa dapat dilakukan secara simulasi ataupun analisa data pengukuran debit dan tekanan di lapangan pada jaringan yang sudah ada.

Kamis, 01 Januari 2015

PERANAN PDAM DALAM SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Dimasa lalu dimana daya dukung alam masih baik, manusia dapat mengkomsumsi air dari alam secara langsung. Sejalan dengan penurunan daya dukung alam menurun pula ketersediaan air yang dapat dikomsumsi langsung dari alam. Untuk itu manusia berupaya mengolah air yang tidak standar kualitasnya menjadi air yang memenuhi standar kualitas yang ada. Penyediaan air bersih merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya mendukung kehidupan yang sehat bagi masyarakat, mengingat bahwa beberapa jenis penyakit dapat ditularkan melalui air yang dikenal sebagai “Water Disease”  (Totok Sutrisno, 1991).
Kebutuhan manusia akan air bersih dirasakan sangat besar nilainya. Pesatnya perkembangan penduduk dan aktifitas masyarakat menuntut PDAM untuk selalu meningkatkan pelayanan untuk menunjang kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia memerlukan air, sehingga air sangat dominan peranannya dan merupakan prasarana vital yang tanpa disadari keberadaannya harus mencukupi baik secara kuantitas maupun kualitas dan harus ada sepanjang waktu.
 Dalam pelayanannya, Perusahaan Daerah Air Minum harus mampu mensuplai air yang aman (memenuhi kriteria yang ditentukan) kepada konsumen. PDAM mengambil air baku dari sumber kemudian mengolah dan menyalurkannya kepada pelanggan, sehingga apabila air yang didistribusikan adalah air yang telah memenuhi baku mutu maka sangat kecil kemungkinan timbulnya penyakit.
 Cukup banyak PDAM yang belum dapat memberikan pelayanan dengan pengaliran 24 jam disebabkan oleh banyaknya faktor teknik ataupun lainnya. 
      Kesempurnaan dari sistem distribusi digambarkan oleh kondisi tekanan air yang baik diseluruh daerah pelayanan dalam segala kondisi operasi pengaliran air. Disatu pihak, tekanan harus cukup dalam melayani pelanggan dan pemadam kebakaran. Di sisi lainnya, tekanan yang berlebihan akan menjadikan sistem tersebut tinggi biayanya, karena sangat rentan dengan kebocoran.Untuk memperoleh sistem distribusi yang baik tentunya dimulai dengan tahapan perencanaan yang matang, efektif dan ekonomis.
Perencanaan jaringan pipa berawal dari penentuan daerah pelayanan dan perkiraan batas zone-zone pelayanan yang ada di daerah pelayanan. Berdasarkan daerah yang dilayani kemudian diidentifikasi subyek pemakai air dan kebutuhan air per orang. Pemakai air di rinci disetiap zone kemudian dihitung kebutuhan air setiap zone pelayanan. Dari tabulasi kebutuhan air disetiap zone akan didapat seluruh kebutuhan air di daerah pelayanan.